Pewarta-se.net
Pesawaran Lampung- Proyek bangunan di SDN 34 yang kini menjadi SDN 33 Gedong Tataan kabupaten Pesawaran diduga tidak sesuai spesifikasi.
Pasalnya, pembangunan dengan menggunakan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK), diduga menggunakan beberapa bahan-bahan yang tidak berstandar SNI atau tidak sesuai dengan spesifikasi.
Bahan-bahan yang diduga tidak menggunakan bahan SNI yakni, semen mengunakan merk Semen Jakarta,besi yang digunakan besi no 6 dan 8, batu pondasi dan batu split untuk cor-coran menggunakan batu putih,dan bahan semen acian di campur dengan MIL.
Semua terungkap dari hasil pantauan media yang sedang melakukan peliputan dilokasi bangunan,Jumat 22/09/23.
Untuk bangunan toilet, terlihat tidak ada galian lubang untuk Septic Tank dan untuk sekat dinding bangunan toilet tersebut terlihat tidak menyatu yang tentunya ini sangat menghawatirkan bisa roboh.
Lebih parahnya lagi galian bangunan pondasi tersebut, diduga sangat dangkal hanya kisaran 10 senti meter, dan terlihat para pekerja tidak mengunakan alat pelindung diri APD/Safety, dan di lokasi bangunan tidak terlihat adanya papan informasi/,plang proyek.
Perlu diketahui pemasangan papan nama informasi proyek adalah implementasi azas transparansi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan.
Menurut Amanah Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek, dimana memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan.
Menurut keterangan salah satu pekerja yang sengaja namanya kami sembunyikan.
“maaf mas, kami disini semua hanya upahan semua tidak ada kepala tukangnya, kalau untuk material bangunan ya itu adanya mas, setahu saya kalau untuk merk Semen itu yang standar ya merk Gresik dan Tiga Roda doang”ucapnya.
Ditambahkan lagi dari pekerja yang berinisial (SK) kemarin itu waktu mondasi kita tidak pakai besi, jadi terpaksa di stek kalau tidak di stek nanti tidak ada tumpuan nya, saya bekerja tidak pernah pakai gambar masak kerja pakai gambar, kalau suruh gali ya saya gali, kalau disuruh di uruk saya uruk, kalau untuk toilet itu siapa juga yang mau pakai mas, orang muridnya saja tidak ada, satu kelas muridnya hanya ada 6 orang”pungkasnya.
Dari keterangan masyarakat,” kok itu pekerjanya tidak ada yang mengawasi ya mas, kalau tidak ada yang mengawasi tukang bangunannya, ya pantas saja asal-asal saja ngebangunnya, jujur mas saya sangat khawatir bangunan ini roboh, kalau pondasinya dangkal dan dindingnya tidak menyatu seperti itu, kalau bisa tolong sih mas, loporin kerjaan ini kedinas,”pintanya.
Fauzi PPWI