Jakarta
Ada apa dengan Polri? Belum selesai gempar kasus polisi tembak polisi dan polisi tembak siswa SMK, kini institusi Polri kembali menjadi sorotan akibat ulah oknum Brimob yang menembak warga di perkebunan kelapa sawit. Rentetan insiden ini menjadi tamparan keras bagi institusi penegak hukum yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi masyarakat.
Ujang Kosasih, SH., selaku Penasehat Hukum (PH) Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), turut angkat bicara. “Kasus-kasus tersebut memunculkan pertanyaan besar tentang integritas dan profesionalisme aparat di lapangan. Publik semakin kritis terhadap tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan tugas utama Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai survei menunjukkan penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini,” ungkapnya.
Ujang menambahkan, bahwa aksi-aksi menyimpang yang dilakukan oleh segelintir oknum justru memberikan dampak negatif yang besar terhadap citra institusi secara keseluruhan, sungguh biadab! Menurutnya, ini merupakan alarm bagi Polri untuk melakukan pembenahan serius, baik dari segi pengawasan internal maupun pola pendidikan dan pelatihan personelnya.
“Polri perlu segera mengambil langkah tegas terhadap oknum-oknum yang mencoreng nama baik institusi. Selain itu, transparansi dalam penyelesaian kasus-kasus semacam ini menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat,” lanjutnya.
Kepercayaan publik adalah fondasi utama keberhasilan sebuah institusi penegak hukum. Tanpa kepercayaan, Polri tidak hanya kehilangan legitimasi, tetapi juga menghadapi tantangan besar dalam menjalankan tugasnya. Ujang berharap agar momentum ini menjadi titik balik bagi Polri untuk berbenah dan kembali ke marwah sebagai pengayom masyarakat yang profesional dan berintegritas.
Lantas, apa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Polri? Semua mata kini tertuju pada institusi tersebut untuk membuktikan komitmennya dalam menjaga keadilan dan kepercayaan publik. (Agus Chepy)