pewarta-se.net
Pesawaran Lampung-Diduga pengelolaan Dana Desa di Desa Gunung Sugih kecamatan Kedondong kabupaten Pesawaran banyak penyimpangan bahkan diduga ada yang Fiktif.
Tentunya ini tidak sejalan dengan apa yang dihapkan pemerintah. Penggunaan Dana Desa yang seharusnya diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes)
Dugaan korupsi itu muncul dari data APBDes yang terlihat sangat janggal, seperti pada pelaporan dari tahun 2019 sampai tahun 2023.
Di tahun 2019 pemdes Gunung Sugih menganggarkan:
– Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Teknologi Tepat Guna untuk Pertanian/Perternakan Rp 46.000.000
Di tahun 2020 menganggarkan :
– Pemberian Honor/Insentif Linmas Rp 37.484.000
– Pembinaan Karang Taruna/Klub Kepemudaan Rp 14.100.000
– Siswa Penerima Beasiswa Rp 7.000.000
– Terselenggaranya Pengelolaan Hutan Milik Desa Rp 19.600.000
Di tahun 2021 menganggarkan :
– Pembinaan Karang Taruna/Klub Olah Raga Rp 7.500.000
– Lomba Kepemudaan Tingkat Desa Rp 10.000.000
– Pemberian Bantuan Kepada Siswa Sekolah Dasar Rp 10.000.000
– Penyiapan dan Perawatan Ruang Isolasi Desa Rp 14.510.000
– Oprasional Linmas Desa Rp 33.600.000
Di tahun 2022 menganggarkan :
– Penyediaan Posko Covid-19 Rp 24.131.000
Penyediaan Sarana Rumah Singgah Desa Rp 14.535.000
– Pembinaan Karang Taruna/ Klub Kepemudaan Rp 5.000.000
– Honorium Petugas Linmas Rp 16.800.000
– Pemberian Bibit Ikan Lele Rp 34.000.000
Ditahun 2023 menganggarkan:
– Pemberian Bantuan Beras untuk Masyarakat Miskin Rp 27.000.000
Kepala Desa Gunung Syaiful Anwar saat dikonfirmasi oleh media selalu berkelit dan selalu mengelak saat tanya-tanya terkait realisasi anggaran dana desa nya.
“terkait bimtek Perternakan nanti saya cek dulu di dokumen atau sistem bang, kalau untuk pembinaan karang taruna itu kita belikan seragam seperti kaos, kalau linmas kita ada 14 orang dan honornya Rp 100.000/bulan, saya tidak mungkin mau Fiktifkan kegiatan bang”elaknya.
Masih kata Syaiful, untuk rumah singgah Covid-19 itu kita ada dua bang, masing-masing Rp 1.500.000/tahun untuk sewanya, kegiatan perlombaan untuk olah raga tetap kami adakan walaupun masih dalam keadaan pandemi covid, kalau untuk pembibitan ikan lele tidak berhasil bang, mohon maaf saya ngurusin itu saja dan kalau untuk pembagian beras itu memang saya anggarkan dan sudah saya bagikan,”imbuhnya.
Merasa masih penasaran kami mencoba menggali informasi dari beberapa masyarakat di desa Gunung Sugih,Rabo 1/11/23.
Dari keterangan NW inisial masyarakat desa Gunung Sugih.
“kok aneh itu pak kadesnya, katanya anggota linmas ada 14 orang dan gajihnya 100.000 itu berarti 14 x 100.000 = 1.400.000 x 12 bulan itu berarti gajih untuk 14 linmas pertahunnya Rp 16.800.000 tapi kok di tahun 2020 dan 2021 itu sampai 30 juta lebih, dikemanakan sisanya, dan perlu mas tau, ketua karang taruna itu perangkat desa juga, ya sudah jelas mereka sudah kongkalikong mas”jelasnya.
Dan dari keterangan salah satu ibu-ibu menerangkan bahwa tidak pernah ada pembagian beras dari desa.
“saya tidak pernah dapat beras selain dari bantuan Bulog om, saya berharap om bisa tayangkan keluhan dari masyarakat desa Gunung Sugih ini om, kalau bisa tolong di laporkan sekalian om, biar kapok dia itu”harapnya.
Team / Kabiro